Minggu, 30 Oktober 2011

Bapaknya "banyak"

Sehabis sholat Maghrib, Gus Coy sudah berpakaian rapih. Ia bersemangat sekali karena sehabis Maghrib adalah jadwal mengaji ilmu Nahwu ke rumah Ustadz Rifa’i. Adalah suatu kebanggaan jika bisa mengaji Nahwu hingga selesai dengan Ustadz Rifa’i, sebab ia terkenal cerdas dan ahli dalam ilmu tata bahasa Arab tersebut. Wajar saja, Gus Coy tampak sangat antusias.

Materi hari itu yang diajarkan mala mini adalah mengenai masalah tanwin, harakat ganda yang merupakan tanda bunyi berujung ‘n’ dalam bahasa Arab. Seperti biasanya, sehabis berzikir, Ustadz Rifa’i langsung duduk di tempatnya untuk mengajar, sementara itu para santri semuanya sudah berkumpul. Maka pelajaran hari itu pun dimulai.

Seperti biasa, pelajaran dimulai dengan mengucapkan basmalah dan membaca surah Al-Fatihah. Suara dari Ustadz Rifa’i sangat berwibawa sehingga para santri mendengarkannya dengan seksama. “Jika pada pertemuan sebelumnya, kita sudah membahas tentang tanwin mutamakkin, maka pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai tanwin tankir. Tanwin tankir adalah tanwin yang terdapat pada beberapa isim mabni seperti isim fi’il, isim alam, dan isim yang diakhiri oleh kata waihin yang berguna sebagai pembeda antara nakirah (kata umum yang mengarah kepada beberapa obyek) dan ma’rifah (kata khusus atau sangat jelas mengarah kepada obyek tertentu). Jika isim tersebut bertanwin, maka nakirah, jika tidak, maka ma’rifah,” kata Ustadz Rifa’i.


baca selengkapnya di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar