Selasa, 27 Desember 2011

Tersiksa Karena Mencuri Biting

“And anyone who has done an atom's weight of evil, shall see it,” (Q.S. Az-Zalzalah 99:8)



Dikisahkan bahwa ada seorang bernama Aldi (sebut saja begitu). Ia adalah pemuda yang mempunyai kebiasaan suka menggali kubur untuk mengambil tali kain kafan mayat yang baru saja dikubur,. “Katanya, tali itu digunakan untuk kesaktian,” kata nenek Sumirah yang mengetahui kejadian ini.

Kebiasaan Aldi ini telah berlangsung lama, dan sebenarnya ia sudah dicurigai. Akan tetapi, dikarenakan tidak ada bukti, jadi tidak ada yang mengadukannya ke polisi. Oleh sebab itu, apa yang Aldi lakukan ini selalu berjalan dengan lancar. Tetapi bukan tentang Aldi yang akan diceritakan, tetapi apa yang Aldi lihat saat melakukan hobinya tersebut.

Suatu saat, di suatu desa di luar pulau Jawa, terdapat seseorang yang cukup terpandang di masyarakatnya yang baru saja meninggal dunia. Entah dapat dari mana (mungkin dari mulut ke mulut), Aldi mengetahui peristiwa meninggalnya orang tersebut. Dia menyiapkan persiapan untuk menggali kubur seperti biasa. Beberapa jam setelah mayat tersebut dikubur, Aldi pun mulai beraksi di malam hari karena tidak ada orang yang melihat apalagi menjaga.

Aldi pun mulai menggali kubur orang yang cukup terpandang tersebut. Di tengah-tengah keasyikan Aldi menggali, Aldi pun terdiam sejenak karena kaget, ternyata jenazah yang baru dikubur tersebut sudah dalam keadaan terduduk dan kain kafannya pun berlumuran darah seolah-olah baru mengalami kecelakaan yang hebat. Serentak, Aldi keluar dari liang lahat dan lari tunggang-langgang.


Di dalam kepanikan, Aldi tanpa sadar menceritakan kejadian tersebut. Ia melaporkan kejadian aneh yang baru saja ia lihat kepada warga yang dijumpainya di jalan. Informasi dari Aldi ini cepat menyebar luas dan membuat geger warga di desa tersebut. Dengan dipimpin oleh seorang ustadz dan kepala warga, masyarakat pun berbondong-bondong mendatangi liang lahat tersebut. Spontan, apa yang Aldi ceritakan dan masyarakat melihat langsung membuat merasa ngeri. Sebagian dari rombongan ada yang langsung pulang karena tidak tahan, ada lagi yang tetap bertahan untuk terus menyaksikan kejadian aneh dan mengerikan tersebut.

Karena kejadian ini, Allah SWT memberitahu warga melalui mulut Aldi sendiri bahwa Aldi lah yang suka menggali dan mengambil tali kain mayat. Dan Aldi pun tidak bisa berkutik lagi kalau ialah yang melakukannya selama ini. Akan tetapi masih ada misteri, yaitu Mayat siapakah yang ditemukan Aldi dalam kondisi seperti itu? Kenapa bisa terjadi peristiwa tersebut, padahal jenazahnya baru beberapa jam saja dimasukkan ke liang lahat? Apakah ia seorang yang begundal, PSK, atau perampas harta warisan? Yang jelas, jenazah tersebut berjenis kelamin laki-laki yang berusia 65 tahun. Dia dikenal sebagai lelaki yang baik oleh warga sekitar. Namun, tidak sedikit yang kesal terhadapnya. Lalu pertanyaan lagi, apakah yang menyebabkan ia mengalami kejadian seperti ini?

Tidak bermaksud mendahului keputusan Tuhan, namun apa yang diceritakan oleh nenek Sumirah ini bisa dijadikan gambaran kepada kita semua apa yang sebenarnya terjadi pada lelaki itu.

Menurut nenek Sumirah, laki-laki tersebut bernama Zaenal. Dalam pandangan orang banyak, ia adalah orang yang baik. Ia sering mengisi pengajian di kampungnya. Saat ada acara tahlilan atau pengajian yasiin di kampungnya, ia sering menjadi pemimpin. Akan tetapi, menurut cerita nenek Sumirah suatu ketika orang tersebut melakukan kesalahan yang signifikan, yang menurut kita pastilah sangat sepele.

Ya, pada malam ketujuh tahlilan salah seorang warga. Menurut informasi yang beredar, saat acara sedang berlangsung tepatnya saat acara makan-makan (itulah bagian yang paling menyenangkan buat saya hehehe…), orang yang sering dipanggil ustadz di kampungnya itu mengambil biting (batangan sapu lidi) yang bersandar di pojok rumah sabib al-hajat (pemangku hajat) secara syubhat atau tanpa permisi untuk mengcongkel-congkel sisa-sisa makanan yang menyakut di sela-sela giginya. Kelihatannya hal ini sepele, tetapi justru inilah yang menyebabkan siksaan di alam kubur baginya. Karena, setelah tahlilan itu, tidak beberapa lama kemudian orang itu meninggal dunia, yang (mungkin) tanpa terlebih dahulu bertaubat karena sakit keras. Menurut nenek Sumirah juga, ia sendiri mungkin menyadari ada tindakan yang bersifat jelek dan buruk lain yang dilakukan dari orang itu. Sehingga tidak sekonyong-konyong karena hal sekecil itu, jenazahnya ditemukan sangat mengerikan di alam kubur.

Dan menurut nenek Sumirah juga, orang menduga bahwa jenazah orang tersebut disebabkan biting karena mendapat informasi dari salah seorang keluarga bapak Zaenal sendiri. Ternyata, setelah kejadian mengerikan di alam kubur tersebut, bebarapa saat kemudian salah seorang anggota keluarganya bermimpi bahwa orang itu disiksa di alam kubur karena telah menggambil biting tanpa permisi di rumah tempat diadakannya tahlilan terakhir bapak Zaenal. Karena hal itulah ia disiksa oleh malaikat. Dan oleh karena itu juga lah ia bisa terebas dari siksaan yang sangat pedih itu jikalau salah seorang keluarganya mau memintakan maaf kepada sahib al-hajat yang biting-nya pernah diambil oleh bapak Zaenal waktu itu.

Hajat dari almarhum bapak Zaenal yang didapatkannya melalui mimpi ini akhirnya dilaksanakan. And then, tidak lama kemudian, salah seorang anggota keluarganya bermimpi, kali ini mimpinya adalah almarhum bapak Zaenal yang seolah-olah mengucapkan terima kasih kepadanya karena hajatnya telah diselesaikan dan ia sudah terbebas dari siksa kubur yang sangat mengerikan. Subhanallah! Ini mengingatkan kita kepada firman Allah SWT di atas.

Saudara-saudara, teman-temanku yang seiman! Coba bayangkan sendiri, seseorang bisa disiksa di alam kubur hanya dikarenakan mengambil biting yang merupakan hal sepele. Apalagi kalau kita melakukan kesalahan besar dan itu dilakukan berkali-kali, apalah jadinya kita di alam kubur nanti. Oleh karena itu, sering-seringlah kita bertaubat di setiap kesempatan. “Gunakan kesempatan yang masih diberi” (Raihan – Demi Masa) seperti sholat fardu lima waktu untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah sepaya Dia berkenan mengampuni segala kesalahan kita baik yang disengata maupun yang tidak disengaja. Karena, tidak ada yang tahu kapan kita akan menghadap kepada-Nya untuk mempertanggung jawabkan perbuatan kita dan siapa tahu kita akan meninggal dalam kondisi belum bertaubat seperti bapak Zaenal di atas. (sumber : Majalah Hidayah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar