Minggu, 25 Desember 2011

Perayaan Natal

“Never will the Jews or the Christians be satisfied with thee unless thou follow their form of religion. Say: "The Guidance of Allah,-that is the (only) Guidance." Wert thou to follow their desires after the knowledge which hath reached thee, then wouldst thou find neither Protector nor helper against Allah”. (Q.S. Al-Baqarah 2:120)


December, 25
Tanggal di atas adalah tanggal dimana umat Nasrani merayakan Hari Kelahiran Yesus Kristus atau biasa disebut Hari Raya Natal. Kata Natal sendiri berasal dari bahasa latin yang artinya Lahir. Dalam Islam, Yesus dikenal sebagai Isa Al-Masih bin Maryam, yang merupakan Nabi Allah, sedangkan umat Nasrani menyakini Yesus sebagai Tuhan.

Kata Isa sendiri berasal dari bahasa Ibrani yaitu Esau, kemudian dalam bahasa latin ditambahkan huruf Y pada awal dan S pada akhir kata Esau sehingga menjadi Yesus.  Sebutan Yesus menjadi lebih populer di antara umat Nasrani dibandingkan nama aslinya, yakni Esau. Sedangkan umat Islam tetap menggunakan nama E     sau yang dalam bahasa Arab dibaca Isa. Sedangkan kata Al-Masih berasal dari kata Masaha yang dalam bahasa Arab berarti mengusap dan orang Yunani mengubahnya menjadi kristos. Orang Eropa sendiri menyebutnya Christus atau Kristus yang berarti Juru Selamat atau Sang Penebus Dosa.

Peringatan Hari Raya Natal pertama kali diadakan oleh Paus Liberius dan pada abad ke 4 Masehi tanggal 25 Desember disahkan sebagai Hari Raya Natal oleh Kaisar Konstatin. Di dalam Bibel atau Kitab Injil, sebagai Kitab Suci umat Nasrani, tidak didapati Yesus merayakan hari kelahirannya dan tidak pernah pula memerintahkan murid-muridnya untuk memperingatinya.

Dan bahkan, tanggal 25 Desember yang menjadi tanggal kelahiran Yesus pun masih diragukan kebenarannya. Penetapan 25 Desember hanyalah hasil dari adopsi dari upacara adat kaum Paganis Politheisme yang setiap tanggal 25 Desember sebagai hari untuk memperingati kelahiran Dewa Matahari dengan mengadakan pesta rakyat. Kemiripan penyebutan Sun of God untuk Dewa Matahari dengan Sun of God untuk Yesus anak Tuhan (mengerti tidak? Kalau mengerti ya Alhamdulillah, kalau tidak mengerti belajar lagi) dimanfaatkan untuk umat Nasrani untuk menarik simpati umat Paganis Politheisme untuk masuk Katholik, sehingga tanggal 25 Desember dirayakanpula sebagai pesta kelahiran Sun of God atau Yesus.

Born in Summer

Dalam Injil Lukas disebutkan bahwa Yesus dilahirkan pada abad ke-7 Masehi di Betlehem di masa kekuasaan Kaisar Agustus. Maria (Maryam) ibu Yesus membungkusnya dengan kain dan membaringkannya dalam tempat makanan domba yang terbuat dari kayu. Peristiwa ini terjadi pada malam hari di mana para gembala sedang mengembala dombanya di padang rumput. Sedangkan Injil Mathius memiliki cerita sendiri, Yesus dikisahkan lahir di abad ke-4 Masehi di Betlehem di Tanah Yudea pada zaman pemerintahan Raja Herouds Agung (sebenarnya saya bingung, umat Nasrani menggunakan Injil yang mana sih??? Umat Islamkan hanya punya satu Kitab Suci, yakni Al-Qur’an, umat Nasrani mengikuti Injil yang mana??? Nanti saja deh bahasnya hehehe…). Orang-orang Majusi dari Timur berdatangan ke Yerusalem, mereka bersuka cita melihat tanda bintang-bintang di langit dan masuklah ke dalam rumah, melihat Yesus bersama Maria. Di sini terdapat perbedaan tahun kelahiran Yesus antara Lukas dan Mathius (itulah yang saya katakan, sebenarnya mengikuti Injil yang mana, biar enak), akan tetapi terdapa kesamaan dalam penggambaran waktu kelahirannya, yaitu ditandai dengan bintang di langit di malah hari dan Lukas sendiri menggambarkannya dengan domba-domba di padang rumput yang sedang digembala di malam hari dikarenakan udara pada siang harinya terasa panas.

Lukas dan Mathius sendiri menolak tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus karena di daerah Palestina, pada bulan Desember adalah musim dingin, ingat musim dingin/winter yang penuh salju. Jadi, mustahil ada bintang di langit dan janggal pula kalau di musim salju domba-domba digembalakan di padang rumput pada malam hari. Allah SWT sendiri sudah menerangkan kelahiran Nabi Isa AS dalam firmannya, “And the pains of childbirth drove her to the trunk of a palm-tree: She cried (in her anguish): “Ah! would that I had died before this! would that I had been a thing forgotten and out of sight!” But (a voice) cried to her from beneath the (palm-tree): “Grieve not! for thy Lord hath provided a rivulet beneath thee, and shake towards thyself the trunk of the palm-tree: It will let fall fresh ripe dates upon thee. So eat and drink and cool (thine) eye. And if thou dost see any man, say, 'I have vowed a fast to (Allah) Most Gracious, and this day will I enter into not talk with any human being' At length she brought the (babe) to her people, carrying him (in her arms). They said: “O Mary! truly an amazing thing hast thou brought! O sister of Aaron! Thy father was not a man of evil, nor thy mother a woman unchaste!” But she pointed to the babe. They said: "How can we talk to one who is a child in the cradle?" He said: "I am indeed a servant of Allah: He hath given me revelation and made me a prophet,
and He hath made me blessed wheresoever I be, and hath enjoined on me Prayer and Charity as long as I live,”’ (Q.S. Maryam 19:23-31).

Joining In To Celebrate

Pesta Natal untuk merayakan kelahiran Yesus oleh umat Nasrani dipublikasikan dan diagungkan secara besar-besaran di mal-mal, pertokoan, klab malam dan bahkan di perkantoran, yang menyisakan kesan perayaan ini bersifat umum dan dapat diperingati oleh siapa saja dan dimana saja, termasuk pesta peringatan yang dilaksanakan di Stadion kebanggaan Indonesia, Stadion Utama Gelora Bung Karno (pantas saja tidak pernah juara). Apalagi pestanya sampai malam tahun baru yang sudah dianggap sebagai tahun baru nasional. Pesta Natal yang dikemas secara menarik seperti bagi-bagi hadiah ala Sinterklas dan Piet Hitam, serta pesta Malam Tahun Baru yang digelar di banyak tempat dengan tiupan terompet , yang dibuat dengan berbagai bentuk dan berwarna-warni dan dibuat oleh orang Islam sendiri karena sangat menjanjikan dan sangat menarik perhatian anak-anak dan remaja.

Sangat-sangat menyakitkan, itu dikarenakan bukan hanya umat Nasrani yang merayakannya, tetapi juga anak-anak dan remaja muslim pun ikut terbawa hanyut ke dalam peringatan tersebut dengan menukar hadiah, hura-hura sambil meniup terompet, klabing, berduaan dengan pasangan yang bukan muhrim sampai pagi dan berbagai acara yang tidak islami, termasuk ada pengakuan dari teman saya yang katanya setiap tahun baru, dia mengincar mobil yang mungkin akan didapatkan orang tuanya yang bekerja di suatu perusahaan. Dan lebih parahnya lagi, bukan hanya anak-anak dan remaja, tetapi juga orang tuanya yang ikut menghadiri perayaan Natal Bersama di kantor dan instalasi tempat kerja mereka. Padahal, dalil Al-Qur’an sudah jelas mengatakan bahwa, “O ye who believe! If ye listen to a faction among the People of the Book, they would (indeed) render you apostates after ye have believed!” (Q.S. Ali Imran 3:100). Yang dimaksud People of the Book atau Ahli Kitab adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Expression of Marry Christmas

Ada juga sebagian umat Islam yang memahami dan tidak ikut merayakan Natal, tetapi dengan dalih menjaga kerukunan antar umat beragama mereka menyalami tetangga yang non-muslim dengan ucapan Selamat Natal.

Mereka mengira kalau sekedar menyalami atau mengirimkan surat atau kartu ucapan Natal dalam rangka toleransi agama tidak bersalah dan berdosa. Jangan salah, dengan mengucapkan Selamat Natal saja, berarti kita telah merestui dan membenarkan keyakinan agama mereka bahwa Yesus adalah Tuhan yang dilahirkan pada 25 Desember dan inilah yang membuat Allah marah dan murka karena merendahkan derajat Allah SWT yang seolah-olah Dia dilahirkan sebagai Yesus yang tidak lain dan tidak bukan adalah Nabi Isa AS. Nabi Isa AS pun sendiri takut pada Allah SWT, bagaimana ia dianggap Tuhan??? Dan bukankah Allah SWT telah menjelaskan bahwa, “He begetteth not, nor is He begotten,” (Q.S. Al-Ikhlas 112:3). Kalau alasannya adalah rasa tidak enak karena setiap Lebaran tetangga kita mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, maka kita pun menjaga perasaan tetangga, dengan membalasnya dengan mengucapkan Selamat Natal pula? Ini sama saja mencampur-adukan akidah agama Islam dengan peribadatan agama lain (Nasrani). Padahal Allah SWT sudah berfirman, “And cover not Truth with falsehood…” (Q.S. Al-Baqarah 2:42). Memuliakan tetangga merupakan tanda keimanan seseorang, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (HR. Muslim). Perintah memuliakan tetangga dan menjaga perasaannya hukumnya wajib, tetapi Islam mengajarkan memuliakan Allah SWT lebih wajib lagi. Memuliakan tetangga hanya sebatas hal-hal yang bersifat keduniaan saja, akan tetapi dalam masalah akidah dan tata cara beribadah Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya, “To you be your Way, and to me mine.” (Q.S. Al-Kaafiruun 109:6).

Fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 1981 dengan tegas menjelaskan bahwa mengikuti, menyambut dan berpatisipasi terhadap Perayaan Natal (termasuk di dalamnya mengucapkan Selamat Natal) hukumnya haram. Dosanya lebih besar dari dosa seorang pemabuk, pembunuh bahkan seorang pezinah! Nau’udzu billahi min dzalik. (Sumber : Lembaran Dakwah Uswatun Hasanah)
(Maaf jika postingan ini terlambat, jika sudah terlanjur melakukan ya Tobat kepada-Nya, jika tidak melakukannya ya Alhamdulillah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar