Senin, 01 Agustus 2011

Beberapa Catatan Singkat Tentang Shaum Ramadhan 3

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang - orang sebelum kamu supaya kamu bertaqwa (Q.S Al-Baqarah 2:183)


Anas bin Malik RA mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda: “Bersahurlah kalian karena sesungguhnya pada makan sahur terdapat barokah”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Anas bin Malik dan Zaid bin Haritsah memberitakan: “’Kami makan sahur bersama Nabi kemudian beliau berdiri untuk Sholat Subuh, saya (Anas bin Malik) bertanya kepadanya: “Berapa waktu antara adzan dan sahur?” Beliau menjawab: “Kurang lebih sepanjang bacaan lima puluh ayat” ”’. (HR. Bukhari dan Muslim)

Jihat melawan hawa nafsu

7. Jihad sering diartikan berperang secara fisik melawan musuh-musuh Allah. Tetapi ada lagi jihat dalam bentuk lain yang kadarnya jauh lebih ringan, di antaranya jihat melawan hawa nafsu merokok seusai berbuka dan makan sahur. Sebab merokok pada hakikatnya bukan kebutuhan, tetapi hanya pemenuh hawa nafsu yang menimbulkan mafsadah. Tidak ada di dunia Islam sebuah Lembaga Fatwa yang menfatwakan merokok hukumnya halal.

Shaum yang hakiki akan menghasilkan taqwa, sedang muttaqin ialah orang yang meninggalkan apa saja yang tidak disukai Allah, termasuk merokok. Kita berdoa kepada Allah semoga Allah SWT memberi kemampuan berhenti merokok kepada saudara-saudara kita yang masih juga merokok. Kita juga berdoa semoga saudara-saudara kita yang tidak merokok, tetapi di tokonya terdapat rokok yang dijual, semoga sadar bahwa menjual rokok sama hukumnya dengan menghisap rokok. Sebab di dalam Islam, ada qaidah bahwa apa yang diharamkan mengonsumsinya, diharamkan pula menjualnya, termasuk narkoba dan semacamnya.

8. Shaum Ramadhan merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Orang yang sengaja tidak mau menjalankannya berarti mustakbir (sombong) kepada Allah dan akibatnya, di akhirat nanti, ia akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam. Dasarnya antara lain dari firman-Nya: “Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk (ke dalam) neraka Jahannam dalam keadaan hin dina”. (Q.S. Al-Mukmin 40:60).

Kewajiban kepala keluarga

Adalah kewajiban kepala keluarga mendakwahi anggota keluarganya, agar menjalankan shaum Ramadhan. Allah SWT mengingatkan dalam firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S. At-Tahrim 66:6)

9. Menunaikan ibada qiyamul Ramadhan (tarawih) di masjid Allah hukumnya sunnah. Tetapi sayang, salah satu kenyataan menyedihkan di kalangan umat Islam tidak / belum menerapkan adab-adab di dalam masjid, seperti seenaknya saja melewati di depan orang yang sedang shalat tanpa sutrah (pembatas). Penyebabnya ialah karena ketidak-tahuan atau ketidak-pedulian atau bahkan kedua-duanya sekaligus. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketimpangan-ketimpangan itu diantaranya ialah melakukan kegiatan tafaqquh fiddin (ta’lim khusus fiqhus shaiah). Kemudian tentang bagaimana besarnya dosa melintasi di depan orang yang sedang shalat tanpa sutrah, Nabi SAW bersabda: “Andainya orang mengetahui betapa besarnya dosa melintasi orang yang sedang sholat (tanpa sutra) maka menunggu selama empat puluh lebih baik baginya daripada melintasinya”. (HR.Muslim). berkata Abu An-Nadiar: “Saya tidak tahu yang dimaksud empat puluh itu apakah empat puluh hari atau empat puluh bulan, atau empat puluh baru”.

Boleh menghitung-hitung uang

10. Keliru kalau ada orang yang menganggap bahwa Al-Qur'an surah Al-Humazah ayat 1-2, bahwa pada bulan Ramadhan, tidak boleh menghitung-hitung uang. Yang tidak keliru ialah menghitung-hitung uang boleh atau mubah, asal dizakatkan, bila nishabnya sudah mencukupi. Allah SWT berfirman: "Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan. Yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang". (Q.S. Al-Humazah 104:1-9)

11. Kalau ada seorang mualaf yang masih ragu-ragu akan wajibnya menjalankan shaum Ramadhan dan masih ragu akan janji Allah terhadap pelakunya, ia tidak boleh dikecam, karena keyakinannya masih belum sempurna. Di sisi Allah SWT ia belum mukmin yang hakiki. Mukmin yang hakiki adalah seperti diungkapkan Allah SWT dalam firman-Nya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar". (Q.S. Al-Hujuraat 49:15)

Amal yang disukai Allah

12. Salah satu amal yang sangat disukai oleh Allah pada bulan Ramadhan ialah mengekang emosi marah. Nabi SAW bersabda: "Siapa yang mampu menahan amarah sedangkan ia mampu melakukannya, niscaya Allah akan memanggilnya di hadapan makhluk-makhluknya sehingga Dia memilihkan untuknya bidadari yang disukainya". (HR.Tirmizi)

13. Kenyataan membuktikan bahwa banyak orang yang selama Ramadhan, tidak menjalankan shaum dan qiyamul Ramadhan. Lalu timbul pertanyaan: "Mengapa Allah Yang Maha Kuasa, yang dapat berbuat apa saja, tidak menggunakan kekuasaan dan kemampuan-Nya untuk memaksa manusia, sehingga tak seorangpun yang tidak taat kepadan-Nya?"

Jawabannya  dapat ditemukan di dalam banyak firman-Nya, diantaranya: "Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang lurus)". (Q.S. An-Nahl 16:9)

14. Ibarat murid di sekolah, ada murid yang prestasi belajarnya dihargai guru, ada yang tidak. Shaaim (orang yang berpuasa) yang shaumnya tidak dihargai Allah SWT di antara lain ialah yang ucapan dan perbuatannya palsu. Nabi SAW bersabda: "Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan palsu, maka Allah tidak akan menghargai pengorbanannya berlapar dan dahaga". (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dll dari Abu Hurairah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar